Di sini posisi gue ada di kelas 2 SMA dan ada di jurusan IPA. Tentu saja ada pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi. Gue mulai jatuh cinta dengan Kimia dari kelas 1 SMA akhir. Entah kenapa, menurut gue Kimia punya alur pengerjaan (pemikiran) sendiri dan itu susah, tetapi MENARIK! Dan sekarang gue bingung buat nentuin gue mau masuk jurusan mana nanti.
Ini ada sekedar artikel mengenai perbandingan Kimia MIPA dan Teknik Kimia (Gaulnya Chemical Engineering) yang ditulis oleh Antonius Suryatenggara yang gue ambil dari Chem-Is-Try.org
APA YANG DIPELAJARI?
Mari kita mulai dulu dengan definisi ilmu kimia dan teknik kimia.
Ilmu kimia (chemistry) adalah ilmu yang
menyelidiki sifat dan struktur zat, serta
interaksi antara materi-materi penyusun zat.
Teknik kimia (chemical engineering) adalah
ilmu yang mempelajari rekayasa untuk
menghasilkan sesuatu (produk) yang bisa
digunakan untuk keperluan manusia,
berlandaskan pengetahuan ilmu kimia.
Dari definisi ini, ada tiga poin yang akan kita lihat.
”Poin 1: Sifat: Eksplorasi vs. Aplikasi”
Salah satu kegiatan dalam ilmu kimia adalah mencari zat atau reaksi baru.
Sementara itu, teknik kimia tidak berupaya mengembangkan zat,
struktur, atau reaksi baru, tetapi ia mengaplikasikan dan mengembangkan yang
sudah ada.
Perlu dicatat, walaupun teknik kimia tidak mencari sesuatu yang baru dari sisi kimia, namun
ia mencari sesuatu yang baru dari sisi teknik produksi.
”Poin 2: Orientasi: Ilmu Pengetahuan vs. Industri”
Misalkan ada sebuah reaksi yang ditemukan sebagai berikut.
A + B –> C + D
Hasil reaksi terbentuk dengan perbandingan C sebanyak 70% dan D 30%. Dari hasil
reaksi ini, produk yang berguna adalah D.
Terhadap reaksi ini, bidang ilmu kimia dan teknik kimia akan bersikap berbeda.
Ilmuwan kimia akan berupaya merekayasa reaksi A + B tersebut agar menghasilkan
D dengan persentase yang lebih besar lagi. Upaya tersebut dilakukan dengan
berusaha mengetahui lebih detail tentang apa yang mempengaruhi reaksi A + B,
sampai ke tingkat molekular bahkan sampai ke tingkat atom.
Orang teknik kimia akan mencari cara untuk mengoptimalkan proses reaksi
tersebut agar dihasilkan produk D yang ekonomis, yaitu yang biaya produksinya
paling murah. Mereka akan mempelajari proses mana yang harus dipilih; alat
untuk mengatur suhu dan tekanan reaksi; alat untuk mempersiapkan bahan bakunya;
alat untuk memurnikan produk; dan lain-lain.
”Poin 3: Target Skala: Kecil vs. Raksasa”
Ilmu kimia mempelajari reaksi dengan melakukannya pada skala kecil di
lingkungan laboratorium, misalnya dalam hitungan gram saja. Sementara teknik
kimia mempelajari reaksi untuk dilakukan pada skala besar, misalnya dalam
hitungan ton. Ini karena hasil penelitian teknik kimia akan diterapkan pada
bidang industri.
PEKERJAAN SETELAH LULUS
Salah satu yang membuat kita bimbang waktu memilih jurusan adalah tentang
pekerjaan setelah kita lulus kuliah nanti. Apa ada lowongan pekerjaan untuk
lulusan ilmu kimia? Bidangnya seperti apa? Kalau untuk teknik kimia?
Lulusan ilmu kimia bisa bekerja misalnya di laboratorium, di bidang pendidikan
sebagai guru atau dosen, atau di bagian Kendali Mutu (Quality Control) di
pabrik.
Lulusan teknik kimia biasa bekerja di pabrik yang memproduksi barang-barang
melalui proses kimia, misalnya di pabrik semen, pupuk, kilang minyak, dan
sebagainya.
Tetapi, apakah lulusan ilmu kimia tidak bisa bekerja di bidang
"milik" orang teknik kimia, dan sebaliknya?
Tidak ada masalah. Kedua ilmu ini punya pijakan yang sama yaitu kimia. Lulusan
ilmu kimia bisa saja bekerja di Bagian Produksi, dan lulusan teknik kimia bisa
saja bekerja di laboratorium.
Hanya saja, setelah bekerja mereka perlu belajar lebih keras dibanding kalau
mereka memilih jalur pekerjaan yang "normal". Namun kalau mau
belajar, ini bukan hal yang mustahil.
Timbul pertanyaan, kalau kita mengambil pekerjaan yang "tidak sesuai"
dengan kuliah kita, bukankah ilmu kita sia-sia?
Tidak juga. Toh waktu berkuliah kita akan belajar bagaimana memecahkan masalah
secara sistematis, bagaimana berpikir dengan logis, bagaimana menghadapi
bermacam-macam orang, dan bagaimana berdiplomasi. Ini semuanya adalah ilmu yang
sangat penting dalam pekerjaan dan berlaku secara universal, tidak bergantung
pada apa jenis pekerjaannya.
Di milis kimia_indonesia ada beberapa rekan kita yang bekerja pada bidang yang
"tidak semestinya". Simak cerita mereka.
"Saya seorang teknik kimia, sekarang bekerja di bagian Lab. Mikrobiologi.
Sekarang saya harus banyak lagi mempelajari hal-hal baru dan harus menyesuaikan
dulu dengan pekerjaan yang nantinya akan saya hadapi."
Ikhsan Guswenrivo
"Saya sendiri dari kimia murni baik S1 maupun S2. Bahkan SMA-pun dari
analis kimia. Tapi saya pernah bekerja di lab dan Bagian Produksi.
Memang pada kenyataannya untuk orang kimia murni pada saat bekerja di bagian
produksi kita harus banyak buka-buka dulu buku wajibnya orang teknik kimia
seperti "Perry’s Chemical Engineers Handbook" dan "Basic Thermodynamics".
Begitu juga orang teknik kimia kalau ditempatkan bekerja di lab harus buka-buka
buku wajibnya orang kimia murni. Karena sebetulnya antara orang kimia dan
teknik kimia sama-sama punya basis kimia yang kuat, masing-masing menjadi mudah
untuk mempelajarinya.
Di bagian Lab maupun Produksi saya menempatkan baik orang kimia murni maupun
orang teknik kimia sehingga saling melengkapi. Alhasil kita
punya tim yang solid antara produksi dan lab."
Miftahudin Maksum
PT. Universal Laboratory
Tj.Uncang Batam
"Saya S1 di kimia MIPA, penelitian saya tentang polimer. Sekarang saya di
graduate school, biarpun tetap di bidang kimia, topik penelitiannya beda
sekali. Saya harus belajar tentang neuron cell culture, tentang biomaterial,
dan lain-lain (research saya tentang surface modification for retinal and
cortical implant)"
Paulin Wahjudi
University of Southern California
Department of Chemistry
Featured Posts
Jumat, 24 Februari 2012
Rabu, 07 Desember 2011
Poster Expo
Poster ini dibuat secara kilat, ya jadinya juga gak maksimal.
Poster ini dipamerkan di expo perguruan tinggi SMA Sedes Sapientiae Bedono bersama dengan poster temen-temen lainnya.
Di bagian pojok kanan bawah, ada logo saya yang berlambang sebuah ikatan atom, karena memang saya sangat menyukai kimia.
GO GREEN!!!
Rabu, 02 November 2011
Selasa, 18 Oktober 2011
Algoritma (Pseudocode dan Flowchart)
Berikut adalah ciri-ciri dari algoritma yang baik:
Tepat sasaran (memenuhi spesifikasi pekerjaan dan bekerja sesuai tujuan);
flexible (untuk dikembangkan lebih lanjut) dan portable (untuk digunakan pada berbagai sistem dan mesin);
bersih dari kesalahan sistem ataupun lojik;
efektif (setiap langkah harus sederhana);
murah (waktu cepat dan penggunaan memori irit);
didokumentasi dengan baik untuk pengoperasian, pemeliharaan dan pengembangan;
algoritma merupakan pemberian pelaksanaan suatu proses;
tidak ambiguous (tidak bermakna ganda);
harus berhenti setelah mengerjakan sejumlah langkah terbatas.
Untuk memcahkan sebuah kasus pemrograman lebih efektif bila menggunakan flowchart karena menggunakan simbol-simbol bentuk (shape) untuk menunjukkan instruksi dari suatu alur pemrograman. Sehingga pengerjaan suatu program dengan menggunakan flowchart akan memakan waktu yang cukup singkat dan efisien.
Tepat sasaran (memenuhi spesifikasi pekerjaan dan bekerja sesuai tujuan);
flexible (untuk dikembangkan lebih lanjut) dan portable (untuk digunakan pada berbagai sistem dan mesin);
bersih dari kesalahan sistem ataupun lojik;
efektif (setiap langkah harus sederhana);
murah (waktu cepat dan penggunaan memori irit);
didokumentasi dengan baik untuk pengoperasian, pemeliharaan dan pengembangan;
algoritma merupakan pemberian pelaksanaan suatu proses;
tidak ambiguous (tidak bermakna ganda);
harus berhenti setelah mengerjakan sejumlah langkah terbatas.
Flowchart adalah suatu skema/gambar yang memperlihatkan urutan instruyksi/kegiatan dan hubungan antar proses beserta instruksinya. Sedangkan, Pseudocode adalah urutan-urutan suatu proses dari program yang menggunakan bahasa-bahasa manusia (umumnya bahasa inggris).
Perbedaan dari Flowchart dan Pseudocode terletak pada cara penyampaiannya. Jika Pseudocode
menggunakan kata-kata untuk menjelaskan suatu algoritma, sedangkan
Flowchart menggunakan gambar atau simbol-simbol bentuk (shape).
Untuk memcahkan sebuah kasus pemrograman lebih efektif bila menggunakan flowchart karena menggunakan simbol-simbol bentuk (shape) untuk menunjukkan instruksi dari suatu alur pemrograman. Sehingga pengerjaan suatu program dengan menggunakan flowchart akan memakan waktu yang cukup singkat dan efisien.
Label:
Tugas
Langganan:
Postingan (Atom)